Cari Blog Ini

Selasa, 05 Desember 2017

Pohon Mangga yang Alhamdulillah Bermanfaat ❤

Ada yang selalu aku pandang setiap hari. Pohon mangga depan garasi. Sebenarnya, pohon ini bukan milik keluarga inti kami, tapi milik eyang yut dulu yang otomatis milik anakny sekarang yang masih hidup, yaitu eyang ku, tepatnya kakak sepupu mbah kakung-ku. Coba pahamilah struktur keluarga kami yang kompleks!
Jadi, tiap hari aku menyapu daun-daun pohon mangga ini yang gugur, lebih tepatnya bukan daun pohon mangga yang gugur, tapi daun benalunya yg lebih banyak jatuh. Tapi anehnya, walaupun banyak benalu, pohon ini berbuah banyak. Walaupun berbuah banyak, buahnya tidak semanis mangga biasanya karena terdampak air hujan. Entah kenapa, air hujan jadi kambing hitam atas rasa yang tag sempurna para mangga. Bapakku belum lama ini juga memanen mangga-mangga dari kebunnya yang nun jauh d kaki gunung lawu bagian utara dan semua rasanya aneh. Mbah Uti kemudian inisiatif beli karbit utk mempercepat proses pematangan si mangga, tapi tetep saja gagal. Jadi adhek-adhekku suka makan mangga di mangkuk tp dikasih gula.Hahahahaha 😂😂😂😂😂
NB: Nanti tanya Uti lagi yah tentang peran air ujan dibalik rasa tak sedap mangga

Singkat cerita, buah-buah mangga pohon tersebut pun tidak dipanen. Jadi dibiarkan jatuh karena membusuk atau dimakan hewan. Kalah sudah jatuh akan berakhir di tempat sampah jadi pupuk atau kolam jadi santapan gurame. Alhamdulillah masih ada manfaatnya.
Suatu hari yang sangat sedih, di senja yang indah. Aku rebahan di kasurku. Aku memandang pohon itu. Dari lantai atas rumah, pohon itu hanya terlihat setengahnya saja, daun mangga dan daun benalu. Tapi di sela-sela itu, ada burung gereja kecil yang bertengger. Entah sejak kapan banyak burung gereja membuat sarang di ventilasi rumah laintai atas. Jadi burung-burung itu bertengger juga di ranting-ranting pohon mangga. Alhamdulillah pohon mangga ini masih juga ada manfaatnya.
Selain burung gereja yang bertengger, pohon ini juga merindangkan pekarangan. Kadang, adhek-adhekku mancing di kolam dengan ditunggui kami, orang dewasa, dan kami memilih duduk di pinggir kolam yang dinaungi pohon mangga ini. Selain itu, Ibu menaruh bangak pot-pot bunga berdempetan di bawah pohon mangga tersebut. Alhamdulillah masih ada lagi manfaat pohon ini.

Pohon mangga ini memberikan aku banyak hilmah. Memberikan aku bangak inspirasi. Aku berfikir, Allah menciptakan makhluk-Nya bukan tanpa sebab. Mereka semua memiliki keguanaan, peran, tempat, andil masing-masing di dunia ini. Sejelek apa pun terbaca nasibnya di mata awam ini, di balik penglihatan awam tersebut, Allah memberikan banyak hal untuk direnungkan dan disyukuri. Aku senang memandang pohon mangga ini, akhir-akhir ini, aku merasa dia ada untuk menghiburku di saat aku gagal seperti ini.